Warta Sinar- Jumat (9/8) Pelaksanaan Pekan Orientasi Studi Terpadu (POSTER) XI memasuki hari kedua yang bertempat di Gedung Asrama Universitas Trunojoyo Madura. Pelakasanaan POSTER hari kedua ini diisi dengan kegiatan pengenalan Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) yang ada di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Namun, ada yang berbeda pada Poster kali ini, pasalnya Maba FIP dibagi menjadi dua tempat yakni di gedung D dan gedung E Asrama Universitas Trunojoyo Madura. Pembagian ini dikarenakan banyaknya Mahasiswa Baru (Maba) yang tidak sebanding dengan kapasitas gedung. Akibatnya kegiatan perkenalan ORMAWA menjadi kurang efektif.
Salah satu Maba FIP
yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan ketidakefektifan pembagian gedung
pada pelaksanaan POSTER XI, apalagi pada saat perkenalan ORMAWA.
“Kalo di gedung sana
(gedung E) tempatnya los pengawasnya
juga sedikit, jadinya banyak yang ngobrol sendiri, banyak yang tidur. Terus,
kita cuma liat proyektor gak enak, gak bisa lihat acara secara langsung,” ungkap
Maba yang tidak ingin disebutkan namanya.
Syafaah selaku ketua
umum UKM SABIT mengungkapkan kesulitan yang dialami pihaknya karena adanya
pembagian gedung.
“Karena kita
mempertimbangkan dan lebih mementingkan ruangan yang banyak mabanya, mengingat
anggota kita sedikit, kita di satu gedung pun sudah kewalahan dalam membagi
tugas,” ungkap Syafaah.
Surya Fajar Efendi
salah satu anggota UKM memberikan saran agar tidak membatasi anggota ORMAWA
yang ikut perkenalan.
“Jadi temen-temen yang
anggotanya sedikit itu menurut saya itu sangat dirugikan karena dibatasi
maksimal anggota UKM yang masuk dan dibagi menjadi dua. Mending kalau memang seperti itu saran dari
saya temen-temen dari UKM boleh lebih banyak masuk ke dalam dan temen-temen diberikan
akses yang sama. Boleh membawa lebih dari sepuluh anggota UKM lalu dibagi
menjadi dua ada di ruangan satu dan di ruangan dua itu lebih efektif,” ungkap
Surya.
Abdul Wahid selaku
ketua pelaksana POSTER XI menanggapi hal tersebut, Ia mengungkapkan memang
terjadi penambahan maba di tahun ini sehingga ruangan menjadi tidak cukup dan
terpaksa dibagi menjadi dua gedung.
“Karena di FIP ini ada
penambahan Maba dengan jumlah 780, di hari pertama kita coba rapatkan tempat
duduk mereka (Maba) tetapi banyak yang sakit, banyak yang tumbang, mungkin
karena pengap, gak bisa napas, alhasil kita memakai dua gedung,” ungkap Wahid.
Wahid juga berharap
pihak universitas dapat menyediakan gedung baru yang layak untuk mahasiswa
sehingga dapat melaksanakan acara yang cukup besar.
“Semoga universitas
bisa menyediakan gedung baru, karena gedung kita cukup terbatas sehingga kita
menjalankan acara yang cukup besar tidak memungkinkan menggunakan gedung
seperti ini. Sebenarnya kemarin kita dari FIP sudah mengundang pejabat tinggi
dari tingkat Jawa Timur, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan seperti
ini alhasil kita juga menjaga image
dan reputasi kita,” pungkas Wahid. (Mw/Nf)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar